Urgensi Budidaya Rotan Sulteng

Secara nasional Sulawesi Tengah dikenal sebagai sentra penghasil rotan. Rotan menjadi salah satu komoditi hasil hutan non kayu yang mempunyai peranan penting dalam perdagangan.

Pada tahun 1990-an, potensi rotan Sulawesi Tengah sangat berlimpah, dengan eksploitasi rotan secara besar-besaran. Melimpahnya HHBK rotan ini memicu industri pengolahan rotanpun tumbuh menjamur, baik industri pengolahan rotan yang bersifat tradisional yang menghasilkan rotan setengah jadi maupun industri pengolahan rotan yang bersifat modern.

Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan rotan lokal, eksploitasi rotan juga dilakukan untuk tujuan eksport. Pemungutan rotan pada dekade tersebut dilaksanakan secara tidak terkendalikan, sehingga aspek kelestarian rotan terabaikan.

Akibat eksploitasi besar-besaran di masa yang lalu, saat ini untuk dapat memperoleh rotan yang berkualitas seorang pemungut terlebih dahulu harus memasuki kawasan hutan sampai puluhan kilometer dan diperkirakan potensi rotan di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah sudah sangat menurun dan rotan hanya dapat diperoleh dalam kawasan-kawasan hutan tertentu saja.

Lokasi pemungutan yang semakin jauh dan terbatasnya kemampuan angkutan menyebabkan terjadinya penurunan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan rotan. Dengan berkurangnya suplai bahan baku tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat produksi industri rotan. Apabila hal ini tidak segera diantisipasi, maka pada suatu saat rotan akan sulit untuk diperoleh sehingga berdampak langsung terhadap berhentinya industri pengolahan rotan dan penurunan penerimaan pendapatan daerah/negara.

Agar keberadaan HHBK rotan tidak terus menurun, perlu dilakukan antisipasi melalui upaya budidaya rotan yang dipelopori oleh instansi kehutanan, dengan dukungan dari berbagai stakeholder.

2 respons untuk ‘Urgensi Budidaya Rotan Sulteng

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.