Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas hutan sebesar 4.394.932 ha atau sekitar 64% dari wilayah Provinsi (6.803.300 ha), memiliki potensi rotan yang cukup besar. Besarnya potensi rotan di Sulawesi Tengah ini, mendorong berkembangnya industri pengolahan rotan mentah menjadi rotan polis dan rotan core diantaranya di Kota Palu. Produksi rotan setengah jadi ini diekspor ke luar negeri dan dikirim ke Pulau Jawa.
Dari Kota Palu sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, produksi industri rotan alam mencapai 60 persen dari produksi nasional. Disamping untuk ekspor dan dikirim antar pulau, rotan polis dan rotan core juga menjadi bahan baku industri mebel rotan dan kerajinan rotan di Kota Palu, dalam memenuhi permintaan konsumen mebel kursi rotan dan kerajinan rotan di sekitar Kota Palu. Untuk kebutuhan lokal, penyerapan bahan baku rotann oleh 20 industri kerajinan kecil dan menengah yang mengolah rotann sebanyak dua ton per bulan (Viva News, 2009).
Sebagai gambaran potensi rotan Sulawesi Tengah, terdapat 38 jenis rotan yang telah diidentifikasi potensial untuk di komersilkan (Biro Humas Provinsi Sulawesi Tengah, 2008). Sedangkan jenis-jenis yang telah diperdagangkan meliputi rotan lambang (Calamus sp.), rotan batang (Daemonorops inops Werb.), rotan tohiti (Calamus simpisipus), rotan merah (Calamus panayuga Becc.), rotan ronti (Calamus axilais), rotan susu (Calamus sp.), rotan umbul (Calamus shympsipus).
Potensi Rotan
Berdasarkan hasil survei potensi rotan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2002 yang ditulis oleh Pepi Saeful Jalal (2005), bahwa potensi rata-rata per hektar untuk masing-masing jenis per Kelompok Hutan adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Hutan Sikala Kabupaten Tolitoli
a. Rotan Dewasa
- Rotan lambang : 252,74 kg/ha (10,57 batang/ha)
- Rotan Batang : 357,74 kg/ha (6,90 batang/ha)
- Rotan Tohiti : 202,46 kg/ha (9,87 batang/ha)
- Rotan Susu : 75,40 kg/ha (2,80 batang/ha)
- Rotan Merah : 7,16 kg/ha (1,80 batang/ha)
- Rotan Ronti : 5,05 kg/ha (2,3 batang/ha)
b. Permudaan rotan
- Rotan Lambang : 474,00 batang/ha (prosentase permudaan 79,65 %)
- Rotan Batang : 172,00 batang/ha (prosentase permudaan 69,03 %)
- Rotan Tohiti : 341,33 batang/ha (prosentase permudaan 46,02 %)
- Rotan Susu : 142,67 batang/ha (prosentase permudaan 75,22 %)
- Rotan Merah : 110,67 batang/ha (prosentase permudaan 46,02 %)
- Rotan Ronti : 132,67 batang/ha (prosentase permudaan 42,48 %)
a. Rotan Dewasa
- Rotan Lambang : 167,86 kg/ha (6,13 batang/ha)
- Rotan Batang : 305,98 kg/ha (7,3 batang/ha)
- Rotan Tohiti : 1,88,55 kg/ha (9,6 batang/ha)
- Rotan Susu : 22,60 kg/ha (0,9 batang/ha)
- Rotan Merah : 6,47 kg/ha (1,9 batang/ha)
- Rotan Ronti : 4,8 kg/ha (1,9 batang/ha)
b. Permudaan rotan
- Rotan Lambang : 296,00 batang/ha (prosentase permudaan 63,33 %)
- § Rotan Batang : 281,33 batang/ha (prosentase permudaan 60,67 %)
- Rotan Tohiti : 235,33 batang/ha (prosentase permudaan 52,67 %)
- Rotan Susu : 56,00 batang/ha (prosentase permudaan 13,33 %)
- Rotan Merah : 64,67 batang/ha (prosentase permudaan 16,67 %)
- Rotan Ronti : 38,67 batang/ha (prosentase permudaan 10,67 %)
- Hidup berumpun, menyebar dari ketinggian ± 200 – 500 m dpl terdapat pada tanah kering.
- Batang berwarna coklat kemerah-merahan, batang terbungkus pelepah, panjang ruas 20 – 30 cm. Diameter batang 4 – 8 mm, diameter batang merah dari pangkal sampai ujung rata. Sedangkan pada panjang 15 – 20 m bercabang membentuk batang baru. Pada setiap rumpun terdapat batang rotan yang siap dipanen antara 15 – 20 batang, dengan panjang berkisar antara 15 – 20 m.
- Daun berwarna hijau tua, berbentuk melebar ditengah-tengah dan dasar daun lurus, tepi daun bergerigi dan meruncing pada ujung daun. Panjang daun ± 8 – 14 cm, lebar daun dibagian bawah tengah ± 4 – 6 cm. Tulang daun menyatu pada pangkal menyebar secara radial, warna bagian bawah daun agak kecoklatan dan berspora, duduk daun berselang-seling dan setiap pelepah daun terdapat ± 10 – 15 helai.
- Pada bagian pangkal tangkai daun berduri berpasangan 1 dan 1 sebanyak 2 samapi 3 pasang, kemudian bentuk kait panjang 0,3 cm, pangkal melebar dan ujung daun berwarna hitam.
- Pada ujung pelepah daun terdapat sulur panjat (flagellum) dengan pasangan duri bergantian bergandeng 3, 4 dan 2 secara selang seling dan berbentuk burung kakatua.
- Pada pucuk terbungkus oleh selubung yang membuka pada saat muncul daun baru.
- Bila batang dikerap atau dipotong akan tercium bau tai ayam atau bila batangnya digosok dengan tangan.
- Kegunaan rotan jenis ini untuk perangkap ikan ditanam ditengah laut dan digunakan sebagai bahan kerajian anyaman.
- Anakan jenis rotan ini mirip dengan anakan pohon aren dan tumbuh berumpun
- Jenis rotan ini hidup berumpun tumbuh dipinggir sungai atau didataran rendah dan kadang juga diptemui dipegunungan. Ruas batang nyata warna batang hijau muda kekuning-kuningan permukaan batang klicin mengkilap. Pada ujung batang terdapat pelepah daun berbentuk menonjol berbuku.
- Bentuk daun memanjang dengan panjang daun ± 20 50 cm, lebar daun 3 – 6 cm, warna daunhijau pada bagian bawah terdapat 4 tulang daun yang memiliki duri halus berjarak 2 – 3 cm.
- Jenis ini tidak banyak digunakan karena kualitasnya jelek dan kadar air tinggi serta cepat busuk.
- Pada rotan muda daunnya melonjong berduri panjang panjang halus seperti jarum tangan jarang dan berukur serabut.
- Hidup soliter tempat tumbuh menyebar dari daerah dataran rendah (pinggiran sungai) sampai pada daerah dataran tinggi dan berbukit.
- Batang berwarna kuning cemerlang kehijau-hijauan silindris beralur batang dari pangkal sampai ujung semakin besar panjang ruas batang antara 25 – 40 cm, diameter batang bagian pangkal 0,9 – 2,5 cm. Sedangkan diameter pada bagian batang ujung 2 – 4 cm.
- Ruas buku melingkar lurus berwarna seperti warna batang dan ampak jelas. Panjang batang ± 15 – 60 m, batang terbungkus pelepah daun. Pada pelepah daun terdapat pasangan duri yang menghadap ke bawah melingkar menyerupai sprial, panjang duri 3 – 5 mm berwarna kuning memipih.
- Pada ujung pelepah terdapat sulur panjat satu buah, kemudian bagian tengah berpasangan dua dan pada bagian ujung berpasangan tiga, dimana jarak antara pasangan duri dengan pasangan duri lainnya 1 – 2,5 cm.
- Pelepah yang sudah tua mudah terlepas dan rapuh, pada pangkal pelepah terdapat pembungkus.
- Tangkai daun berduri jarang dan terletak pada bagian bawah. Letak helaian daun berpasangan terdiri atas 4 – 5 helaian daun, yang berada pada kiri dan kanan tangkai daun, pada bagian ujung tangkai daun. Helaian daun berpasangan masing-masing 1 helaian daun.
- Ciri khas batang mudah lentur dan tidak rusak serta kulit tidak pecah bila dibengkokkan. Jenis rotan ini tumbuh melingkar, menjulur dan kadang-kadang terjurai kembalai ke tanah. Pada anakan tiap helai daun terbelah dua menyerupai gunting, berwarna hijau terang sedangkan bagian bawah daun berwarna coklat berspora, jenis ini bernilai ekonomis, digunakan sebagai bahan baku meubelair.
- Hidup berumpun, tumbuh menyebar pada daerah berbukit sampai daerah bergunung-gunung pada ketinggian 300 – 1000 m dpl. Umumnya tumbuh menjalar diatas permukaan tanah kemudian memanjat dan melilit pada batang pohon disekitarnya.
- Pada pangkal batang terdapat bongkol, mula-mula tegak keatas ± 2 m, kemudian melengkung kembali keatas, kadang terdapat akar pada bongkol tersebut. Pangkal batang sepanjang 1,5 m diameter besar dan ruas buku pendek tidak teratur, setelah normal kembali dengan ukuran tertentu.
- Diameter batang ± 2 – 8 cm, panjang 15 – 30 m, warna batang hijau tua mengkilap, berbentuk silindris. Ruas nyata dan pada batang terdapat benjolan pelepah.
- Pelepah daun berduri seperti duri salak pada bagian atas melengkung ke dalam, panjang duri 2 – 4 cm, tangkai daun pada bagain pelepah daun berduri rapat makin keatas makin jarang bentuk pipih bersusun dan tidak beraturan.
- Pada tangkai daun duduk daun duduk berpasangan jaraknya 2 – 5 cm, untuk rotan dewasa. Bentuk daun lonjong dengan ujung runcing. Warna daunhijau tua permukaan licin sedang bagian bawah berwarna hiaju buram. Pada bagian bawah tuilang daun berduri halus, pinggir daun berduri.
- Pada ujung tangkai daun terdapat sulur panjat dengan pengaiot sepanjang 2 – 5 cm, berduri kokoh, bercangap seperti cakar dan duri berwarna hitam. Pada rotan dewasa batang terbungkus pelepah yang pada akhirnya mengelupas sendiri dan pada ujung batang terdapat tajuk ± 5 – 10 cm.
- Ciri khas pada batangnya terdapat kandungan air banyak. Jenis ini bernilai ekonomis tinggi digunakan sebagai bahan baku meubeler.
- Hidup soliter tumbuh menyebar secara merata pada ketinggian 300 – 1200 m dpl, batang terletak diatas akar rimpang, batang dari pangkal sampai ke ujung semakin besar, warna batang hijau tua, licin, panjang batang 15 – 120 m, tumbuh vertikal ke atas kemudian melilit pada pohon disekitarnya. Diameter batang pada pangkal 0,8 – 2 cm, sedang pada ujung batang 2 – 4 cm. Panjang ruas antara 20 – 35 cm, sama besar sampai ke ujung batang, buku pada ruas melingkar miring, berwarna hitam berlekuk.
- Pelepah daun membungkus batang dan permukaan pelepah dipenuhi oleh duri yang rapat dan tidak beraturan, pelepah bagian atas dan bagian bawah semakin ke ujung tangkai daun durinya semakin kecil.
- Ujung tangkai daun membentuk cambuk. Pada cambuk tersebut terdapat duri pengait, dimana setiap pengait terdapat 5 duri dan masing-masing duri berjarak 1 – 2 cm.
- Daun menyirip berselang-seling dengan ujung daun lancip berbulu halus. Warna permukaan daun hijau mengkilap, sedang pada bagian bawah daun berwarna hijau buram. Tulang daun nyata, berduri halus dengan panjang antara 5 – 7 cm, ujung duri berwarna coklat muda.
- Jenis rotan ini bernilai ekonomi tinggi, dipergunakan sebagai bahan baku meubeler.
- Ciri khas bila batang dilenturkan kulit batang pecah dan berbekas.
6. Rotan Ronti (Calamus axillaris)
- Ciri jenis rotan ronti adalah hidup berumpun, tumbuh menyebar dari dataran rendah sampai pegunungan. Panjang batang dewasa 7 – 40 m, diameter pada ujungnya 0,6 – 1 cm, batang pada pangkal 0,2 – 0,6 cm, terbagi atas ruas-ruas, panjang ruas pada pangkal batang ± 10 cm, sedang ruas pada ujung batang antara 15 – 30 cm.
- Pada tangkai daun, letak daun berpasangan dan berseling genap, berjarak teratur tiap pasangan daun.
- Pelepah pembungkus batang terlepas setelah kering, permukaan pelepah tertutup duri yang rapat dan halus.
- Ujung tangkai daun membentuk sulur pengait, dimana sulur tersebut untuk memanjat.
- Buah terdapat diujung batang, sedang tandan buah beruas-ruas berwarna coklat tua menyerupai kaki kepiting dan berudir pendek.
- Bentuk buah agak lonjong, bersisik dan berwarna coklat tua kemerah-merahan. Buah tersusun berantai dan terdapat banyak tangkai buah pada masing-masing tangkai terdapat beberapa buah. Panjang tandan atau untaian buah ± 30 – 50 cm.
- Jenis rotan ini banyak digunakan pengrajin dan banyak digunakan sebagai tali pengikat.
7. Rotan Tarumpu (Calamus sp)
- Ciri jenis rotan ini yaitu hidup soliter, menyebar dari dataran rendah sampai pegunungan dan biasanya tumbuh subur pada areal bekas tebangan / perladangan.
- Panjang batang dewasa 15 – 60 m, berwarna hijau pekat, diameter batang 1 – 2 cm, panjang ruas batang 15 – 25 cm, ruas berbuku halus melingkaer miring.
- Umumnya tumbuh menjulur kemudian melilit pada pohon sekitarnya.
- Pelepah berduri hijau mengkilap sewaktu muda duri berwarna hitam, rapatdan halus serta setelah dewasa berwarna hijau.
- Daun berwarna hiaju tua menyirip sedikit lebih pendek dari daun rotan tohiti. Permukaan daun halus sedangkan bagian bawah kasar dan berduri pada tepi daun.
- Ciri khas tumbuh melilit ke pohon kemudian menjulur kembali ke tanah dan batang yang menyentuhterbenam pada permukaan tanah dan muncul kembali. Jenis ini kurang bernilai ekonomis, jarang digunakan penduduk dan kandungan airnya tinggi.
8. Rotan Susu (Calamus sp)
- Ciri rotan ini hidup soliter dengan tempat tumbuh menyebar merata mulai dari ketinggian ± 250 – 500 m dpl, terutama banyak dijumpai dipinggiran sungai dan datarn rendah yang lembab.
- Batang berwarna kuning kehijaua, dengan diameter batang mulai dari pangkal sampai ujung pelepah rata silindris.
- Diameter batang mulai dari panjang 1,5 m untuk rotan dewasa dapat mencapai 28-40 mm.
- Pelepah daun pembungkus batang diselimuti oleh duri padat beraturan dan merata dengan panjang antara 3 – 6 cm, warna hitam mengkilap, bentuk menyisip pipih.
- Ruas batang panjangnya ± 15 – 40 cm dengan bentuk buku ruas agak tebal melingkar miring.
- Ciri khas batang ini, bila dipotong akan keluar berupa getah cair seperti susu sapi kental.
- Duduk tangaki daun berselang-seling beraturan dengan panjang 15 – 75 cm jarak antara daun 3 – 4 cm. Permukaan daun berwarna hijau tua sedang bagian bawah agak besar dimana pada setiap tulang bawah daun terdapat duri menyorok kebawah dan setiap pinggir/tepi daun ditumbuhi duri sebagai pengait dengan jarak 2 – 3 cm.
- Pada ujung tangkai tumbuh sulur panjang yang berfungsi sebagai pengait pohon yang disebelahnya, panjang sulur panjat dapt mencapai 3 – 6 m, berbentuk cakar dan berwarna hitam. Sulur panjat ini berjumlah 5 bergandengan untuk setiap kelompok dengan jarak antar setiap pengait 3 – 5 cm. Jenis rotan ini kurang bernilai ekonomis.
Saya seorang buying agent dari importir itali.
sekarang saya membutuhkan supplier open rattan webbing.
Jika ada yang memproduksi mohon menghubungi saya
terimakasih
Agung