Agribisnis sebagai motor penggerak pembangunan pertanian, diharapkan akan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam sasaran pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas nasional. Untuk mewujudkan harapan besar ini perlu melihat potensi yang ada. Menurut Soekartawi (2001) bahwa untuk mengubah potensi menjadi kenyataan, berbagai aspek perlu dikaji lebih mendalam, apakah agribisnis yang akan dikembangkan dapat menjalankan perannya seperti yang diharapkan. Oleh karena itu pembangunan pertanian yang dikaitkan dengan pengembangan industri pertanian perlu diarahkan ke wilayah pedesaan.
Mengingat jenis industri pertanian yang dapat dikembangkan di pedesaan sangat banyak, maka perlu diprioritaskan pertumbuhan agroindustri yang mampu menangkap efek ganda yang tinggi baik bagi kepentingan pembangunan nasional, pembangunan pedesaan khususnya maupun bagi perekonomian daerah pada umumnya. Berbagai peluang yang ada untuk menumbuhkembangkan wawasan agribisnis di pedesaan ini antara lain mencakup berbagai aspek seperti lingkungan strategis, permintaan, sumberdaya dan teknologi. Untuk itu, semua, tidak terlepas betapa besar peranan swasta khususnya perbankan sebagai sumber permodalan untuk pembangunan agroindustri.
Perusahaan agroindustri yang memiliki keunggulan kompetitif akan dapat berkembang menjadi lebih besar, sebaliknya perusahaan agroindustri yang tidak memiliki keunggulan kompetitif tidak dapat berumur panjang. Untuk itu, maka pembangunan agroindustri perlu dilakukan dengan konsep berkelanjutan. Menurut Soekartawi (2001) ada empat faktor yang mempengaruhi berhasilnya pembangunan agroindustri yang berkelanjutan, yaitu: (1) ketersediaan bahan baku, (2) perubahan preferensi konsumen, (3) karakter pesaing, dan (4) kualitas sumberdaya manusia.
(1) Ketersediaan Bahan Baku
Aspek produksi khususnya perlunya memperhatikan ketersediaan produk pertanian yang dipakai sebagai bahan baku, baik dalam hal kuantitasnya, kualitasnya maupun kontinuitasnya. Secara kuantitas, bahan baku harus tersedia secara cukup setiap saat manakala bahan baku tersebut diperlukan. Ini tidak mudah karena produk pertanian yang dipakai sebagai bahan baku tersebut adalah bersifat musiman. Dilihat dari sisi kualitas, maka bahan baku seyogyanya harus tersedia secara tepat. Bila hal ini tidak terpenuhi, maka hal tersebut akan berakibat pada menurunnya kualitas produk agroindustri yang kemudian secara kontinuitas, maka bahan baku harus tersedia secara kontinu sepanjang tahun, karena proses produksi terus berjalan tidak peduli apakah saat itu musim hujan atau musim kemarau. Untuk itu ketersediaan bahan baku ini harus diperhatikan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
(2) Perubahan Preferensi Konsumen
Berkaitan dengan aspek konsumsi khususnya bersamaan dengan berkembangnya dinamika permintaan pasar, baik pasar individu atau rumah tangga ataupun pasar institusi, baik pasar yang ada di dalam negeri maupun pasar luar negeri. Aspek ini menjadi penting bersamaan dengan perubahan yang besar pada preferensi konsumen terhadap produk-produk agroindustri.
(3) Karakter Pesaing
Aspek distribusi khususnya bersamaan dengan berkembangnya dinamika para pesaing (competitors) perusahaan agroindustri yang menyalurkan produksi sampai ke tangan konsumen, baik pasar yang ada di dalam negeri maupun pasar luar negeri. Aspek ini menjadi penting karena seringnya ditemukan berdirinya perusahaan agroindustri yang kurang memperhatikan kekuatan dan kelemahan para pesaingnya, sehingga dengan demikian perusahaan tersebut kurang dapat berkembang seperti yang diharapkan.
(4) Kualitas Sumberdaya Manusia
Modal hanya ada artinya apabila perhatian yang lebih besar diberikan kepada sumber daya manusia yang mengelola modal tersebut (Siagian, 2005). Internal perusahaan yang berkaitan dengan kondisi kualitas dan peran sumberdaya manusia dalam menjalankan perusahaan, khususnya dalam bidang kemampuan manajerialnya. Hal ini juga berkaitan dengan perlunya memperhatikan dampak dari perubahan global khususnya pengaruh informasi dan teknologi yang secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh pada masa depan perusahaan agroindustri tersebut. Oleh karena itu, maka perlu diperhatikan di mana kekuatan (strength) yang dipunyai perusahaan, kelemahan (weakness) yang dihadapi, peluang atau kesempatan (opportunity) yang seharusnya diraih dan ancaman (threat) yang mungkin berpengaruh terhadap masa depan perusahaan agroindustri tersebut.
Mksh para penjusun
agroindustri buat saya adalah salah satu cara untuk memanfaatkan sumberdaya alam kita untuk kesejahteraan dan kemakmuran yg penting pengelolaannya dengan HATI yang tulus dan….
wah,kita tu sebenernya potensial bgt y,…
sayang kalo disiasiakan apalgi malah dimanfaatkan pihak luar,..tetapi akhir2 ini para penggiat agroindustri udah makin pinter2 ni,..hehe..
Salam kenal pak noer.
sebagai petani kami belum merasa ada yang betul betul berpihak ke petani secara tulus,
ayo indonesia, teruslah maju di bidang agribisnis.
jangan mau kalah sama brazil!
termasuk industri kopinya 😀 😀 😀
Mantap kopinya sobat … 😀
Potensi Indonesia untuk mengembangkan agri bisnis sangat..sangat ..terbuka lebar. Sayang saja, entah sakit dimana, ujung tombak dari agri bisnis seperti petani, nasibnya merana mulu. Kenyataan itu membuat anak muda enggan menekuni pertanian…
Kalo merana terus dampaknya bisa meluas tuh bu …
agroindustri…sesuatu yang menjanjikan 🙂
betul mbak…