Menerangi Desa di Sekitar Hutan

Agar hutan tetap berfungsi dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar maka pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana, dengan cara tidak merusak dan menggunduli hutan. Salah satu hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar adalah jasa lingkungan berupa aliran air yang dapat menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan ini dilakukan melalui pembangunan mikrohidro elektrik (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro).

Mikrohidro elektrik adalah pembangkit tenaga listrik sederhana dengan konstruksi yang tidak terlalu rumit. Mikrohidro elektrik mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik.

Pembangunan mikrohidro elektrik di sekitar hutan dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa upaya pelestarian kawasan hutan yang dilakukan tanpa melibatkan masyarakat sekitar tidak akan memberikan hasil yang optimal. Fakta di lapangan menunjukan bahwa gangguan terhadap hutan masih terus terjadi. Meski bukan merupakan faktor utama, salah satu penyebab gangguan tersebut timbul dari masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Sebagian desa di sekitar Provinsi Sulawesi Tengah wilayahnya berbatasan dengan kawasan hutan, dengan permasalahan di antaranya tidak terdapat penerangan listrik.

Sebagai bagian dari ekosistem, keberadaan masyarakat di sekitar hutan sangat berpengaruh dalam upaya pelestarian hutan. Untuk itu, guna mensinergikan antara upaya pelestarian hutan dengan pemenuhan kebutuhan rumah tangga masyarakat sekitar hutan terhadap energi listrik, maka perlu dilakukan kerjasama dengan masyarakat melalui pemanfaatan jasa lingkungan aliran air melalui pembangunan Mikrohidro Elektrik.

Pembangunan Mikrohidro Elektrik di sekitar kawasan hutan hutan dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) Desa yang secara geografis berbatasan langsung dengan kawasan hutan; (2) Desa yang secara ekologis mempunyai interaksi kuat dengan kawasan hutan; (3) Desa yang belum terjangkau oleh penerangan yang dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Kemudian, agar pengelolaan mikrohidro elektrik yang dilakukan oleh masyarakat dapat berlangsung lancar, maka sejak awal pembangunan mikrohdro elektrik harus dilakukan melalui partisipasi aktif dari warga desa. Dan agar kelembagaan pengelola mikrohidro elektrik dapat berperan aktif, maka perlu ada pelatihan tentang pengelolaan organisasi pengelola dan bimbingan praktis tentang operasionalisasi mikrohidro elektrik terhadap masyarakat desa terlebih dahulu. Untuk itu, maka perlu ada pemberian pemahaman kepada masyarakat, dan pembentukan kelembagaan pengelola mikrohidro elektrik oleh masyarakat terlebih dahulu.

Pemberian pemahaman kepada masyarakat, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman masyarakat tentang rencana dan pengelolaan mikrohidro elektrik. Kegiatan ini dilakukan agar informasi yang diberikan lengkap dan jelas. Sedangkan pembentukan kelembagaan pengelola mikrohidro elektrik, dimaksudkan untuk membentuk dan memilih pengurus lembaga pengelola mikrohidro elektrik. Kegiatan ini dilakukan agar setelah pembangunan mikrohidro elektrik, masyarakat selaku penerima manfaat dapat melakukan pengelolaan dan pemeliharaan secara mandiri.

Hal terpenting dari pemberian pemahaman kepada masyarakat dan pembentukan kelembagaan pengelola mikrohidro elektrik adalah menekankan bahwa agar mikrohidro elektrik dapat terus berfungsi, maka masyarakat perlu menjaga besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air yang tergantung pada besarnya debit air. Kemudian, mengingat sumber air yang digunakan untuk mikrohidro elektrik ini berasal dari kawasan hutan, maka diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan fungsi hutan.