Tinta Pemilu

Foto: tempo.co
Foto: tempo.co

Setelah lama tidak membuka Facebook, tidak sengaja saya menemukan tulisan ringan yang saya tulis di Catatan Facebook pada 9 Juli 2009, atau satu hari setelah pelaksanaan pemilihan presiden yang berakhir dengan kemenangan Presiden SBY. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menambah hiruk-pikuk pemberitaan mengenai pemilu 2014 yang beberapa hari lagi akan kita laksanakan. Pemuatan tulisan usang ini hanya untuk mengenang angan-angan salah seorang warga bangsa yang berada di pinggiran Indonesia, kala itu.

“Pada pilkada, pileg maupun pilpres orang yang telah selesai melakukan pecontrengan harus ditandai salah satu jarinya dengan tinta, untuk mencegah terjadinya pencontrengan lebih dari satu kali oleh orang yang sama. Mengutif istilah yang biasa digunakan oleh para elit politik “pemilih ganda”.

Dalam keberagaman bangsa Indonesia, terdapat sebagian warga penganut muslim yg memandang bahwa tinta yang menempel pada tubuh dapat menghalangi sahnya sholat. Keyakinan atas pemahaman ini perlu dijunjung dan dihormati setinggi-tingginya.

Kemarin, dari pemberitaan media TV tentang pilpres, ada berita menarik yg terjadi pada pemilih di salah satu wilayah di Cirebon. Disana, terdapat TPS yang menyediakan cairan berbahan baku alami “tanaman kunyit” untuk pengganti tinta, disamping mereka juga menyediakan tinta yang diperoleh dari KPU.

Penggunaan cairan yang berbahan baku kunyit ini, dapat mengakomodir keyakinan sebagian penganut muslim di atas.

Kejadian ini mesti menjadi inspirasi dan evaluasi para penyelenggara Pemilu untuk kemungkinan mengganti tinta pemilu yang berharga mahal dan diimpor dari luar, diganti dengan cairan berbahan baku alami yang berasal dari bumi Indonesia.

Beberapa keuntungan yg dapat diperoleh dari pilihan alternatif ini diantaranya menghemat anggaran, dan yang terpenting dapat meningkatkan permintaan produk tanaman pertanian, khususnya kunyit.

Semoga obsesi ini dapat dilaksanakan …”

4 respons untuk ‘Tinta Pemilu

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.