Rintisan FPIC REDD+ Sulawesi Tengah (2)

Tulisan ini merupakan saduran dari laporan hasil pelaksanaan Rintisan FPIC REDD+ Provinsi Sulawesi Tengah yang kami sampaikan kepada UN-REDD Programme Indonesia dan unsur terkait, pada Tahun 2012. Rintisan FPIC/PADIATAPA dilaksanakan di Desa Pakuli dan Simoro Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi – dua desa yang wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Kegiatan ini dilaksanakan … Lanjutkan membaca Rintisan FPIC REDD+ Sulawesi Tengah (2)

Taman Nasional Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu dikukuhkan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan melalui Keputusan No.  464/Kpts-Il/1999 tanggal 23 Juni 1999 dengan luas kawasan  217.991,18 Ha. Selanjutnya, berdasarkan  Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007, ditingkatkan statusnya menjadi Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu.  Luas kasawan direvisi berdasarkan Permenhut No. 44/Menhut-II/2012 tanggal 12 Desember 2012, menjadi … Lanjutkan membaca Taman Nasional Lore Lindu

Makan Bersama Masyarakat Adat Dataran Kulawi

Siang hari itu, kami berada dalam sebuah jamuan makan. Tidak seperti acara makan bersama pada umumnya, dimana nasi beserta lauk pauk disajikan di meja makan. Tidak ada piring yang digunakan untuk menempatkan nasi beserta lauk pauk yang akan disantap. Juga tidak ada sendok yang dipergunakan untuk mengambil nasi atau lauk pauk. Pada jamuan makan di … Lanjutkan membaca Makan Bersama Masyarakat Adat Dataran Kulawi

Pejuang Konservasi Burung Maleo

Sebuah gubuk beratap daun kelapa luasnya kurang lebih empat kali empat meter berdiri diantara pohon-pohon kakau. Susunan lembaran papan kayu yang dipaku pada tiang membungkus dinding keempat sisi ruang dalam gubuk. Pada bagian gubuk lainnya sisinya dibiarkan tetap terbuka. Di kolong gubuk ada setumpuk sabut kelapa yang kering untuk bahan bakar memasak. Bekas-bekas bara api … Lanjutkan membaca Pejuang Konservasi Burung Maleo

Saat Berwisata Alam

Jumlah penduduk yang semakin meningkat, dengan tarap kehidupan penduduk yang semakin membaik – walaupun hal ini tidak terjadi pada setiap penduduk – menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup ini, dibangunlah pabrik, kendaraan, jalan gedung, rumah, serta berbagai teknologi untuk kepentingan manusia, yang umumnya terjadi di wilayah perkotaan. Wilayah ini menjadi pusat berbagai … Lanjutkan membaca Saat Berwisata Alam

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang menonjol. Dengan luas wilayah darat hanya 1 persen dari seluruh wilayah darat dunia, Indonesia memiliki sekitar 325.000 makhluk, yang merupakan lebih 16 persen makhluk di dunia (Dephut, 2000). Bersama Brazil, Zaire dan Meksiko, Indonesia tergolong negara megabiodiversity. Pulau-pulaunya yang berjumlah 17.000, membentang dari kawasan Indomalaya hingga Australasia, … Lanjutkan membaca Pengelolaan Keanekaragaman Hayati